grafik link biodiversitasBiodiversitas dan perubahan iklim merupakan siklus yang saling berhubungan dan tidak bisa dipisahkan secara parsial satu dengan lainnya. Begitu juga keterkaitannya dengan mata pencaharian bagi masyarakat yang memanfaatkannya. Seperti gambar disamping yang menunjukan keterkaitan ketiganya yang saling timbal balik.

Perubahan Iklim dan biodiversitas

Akibat dampak yang disebabkan oleh perubahan iklim bersifat luas dan lingkupnya mulai dari ekosistem hingga spesies, oleh karena itu sangat mengancam keberadaan spesies tertentu yang tidak dapat beradaptasi. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa pada tahun 2050 diperkirakan 24% spesies baik terrestrial maupun lautan akan punah yang diakibatkan kerusakan pada habitatnya maupun terganggunya siklus dan  waktu dari  reproduksi pada jenis spesies tertentu.

Dampak dari kebijakan mitigasi yang tidak melibatkan faktor biodiversitas juga merupakan salah satu penyebab terjadinya penurunan biodiversitas.  Pengurangan carbon memang menjadi prioritas dari mitigasi tetapi jika mengorbankan biodiversitas yang ada justru akan tetap berdampak terhadap penambahan carbon itu sendiri dalam jangka panjang.

Biodiversitas dapat menjadi alat mitigasi yang baik jika penerapannya tepat. Melalui keanekaragaman di suatu ekosistem yang juga dapat menjadi sumber penyerapan carbon. Di darat kita mempunyai hutan dan lahan gambut sebagai carbon sink, dan akan menjadi penyuplai carbon terbesar pula jika terjadi deforestasi maupun konversi untuk berbagai kepentingan. Sedangkan di laut terdapat terumbu karang, lamun, hutan bakau hingga alga (phytoplankton).

Perubahan iklim dan mata pencaharian

Mata pencaharian tidak akan terlepas dengan tingkat kesejahteraan masyarakat sebagai sumber pendapatan. Terjadinya gangguan akibat faktor perubahan iklim terhadap mata pencaharian tentunya akan dapat mengurangi kesejahteraan mereka. Namun yang menjadi permasalahan adalah seberapa besar kita dapat bertahan dan pulih kembali.

Negara berkembang yang mayoritas memanfaatkan sumber daya alam sebagai mata pencaharian masyarakatnya akan terkena dampak langsung akibat perubahan iklim, dibandingkan negara maju yang mempunyai kemapanan ekonomi,teknologi, pengetahuan dan keahlian.

Gaya hidup yang menuntut  peningkatan kebutuhan dan kesejahteraan masyarakat merupakan faktor yang menentukan terus bertambahnya carbon secara signifikan di atmosfer.  Kemajuan ekonomi berbanding lurus dengan produksi carbon yang tinggi melalui perindustrian.

Biodiversitas dan Mata Pencaharian

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa secara umum negara berkembang sebagian besar mata pencaharian masyarakatnya  sangat bergantung terhadap sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya yang dalam hal ini yaitu ekosistem. Semakin tinggi tingkat kebutuhan masyarakat akan senantiasa diiringi dengan eksploitasi ekosistem yang lebih besar yang tidak sebanding dengan daya pulih ekosistem itu sendiri. Terganggunya ekosistem juga akan berdampak sebaliknya terhadap mata pencaharian masyarakat dengan tidak tercukupinya kebutuhan yang mereka targetkan.

Pemecahan permasalahan yang dapat dilakukan

Terdapat mekanisme adaptasi dalam perubahan iklim, yaitu strategi pengurangan resiko untuk memperbaiki kerugian akibat dampak perubahan iklim terhadap manusia dan komunitas ekologi (biodiversitas). Dalam adaptasi itu sendiri kita mengenal istilah adaptive capacity atau bisa disebut sebagai kemampuan kita dalam beradaptasi. Adaptive capacity terdiri lagi atas coping range dan resilience range.

Coping range merupakan batas toleransi terhadap perubahan dalam hal ini perubahan iklim sedangkan resilience range merupakan kemampuan untuk dapat bertahan (daya lenting). Kedua faktor ini ditentukan berdasarkan tingkat perekonomian, teknologi, pengetahuan dan keahlian. Oleh karena itu adaptive capacity ditiap daerah berbeda-beda dan secara umum bagi negara berkembang secara umumnya memiliki keterbatasan terhadap faktor-faktor diatas.

adaptive capacity graph

Oleh karena kunci dalam meminimalisir dampak perubahan iklim yang terjadi terhadap biodiversitas dan mata pencaharian masyarakat adalah dengan meningkatkan coping range dan meminimalisir faktor yang dapat mengurangi resilience range. Konteksnya dalam biodiversitas adalah dengan menjaga kelestarian ekosistem tersebut dan mengurangi dampak-dampak yang dapat mengurangi ketahanan ekosistem tersebut seperti terjadinya pemanfaatan berlebih dan cara penangkapan yang merusak. Sedangkan terhadap mata pencaharian masyarakat yaitu peningkatan pengetahuan, keahlian dan juga peningkatan teknologi sehingga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan mereka terhadap pemanfaatan ekosistem. Melalui strategi adaptasi tersebut tentunya diharapkan adaptive capacitynya akan bertambah besar (YG).

Sumber :

–          Reid, Hannah.  2004. Climate Change – Biodiversity and Livelihood Impacts Chapter 3. IIED

–          CSIRO. 2006. Climate Change in the Asia/Pasific Region A Consultancy Report Prepared for the Climate Change and Development Roundtable CSIRO